PELESTARIAN DAN PERKEMBANGAN NAGHAM AL-QURAN
Abstract
Nagham merupakan istilah dalam seni membaca al-Quran. Nagham semakin menunjukkan eksistensinya di tengah masyarakat muslim Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan pelbagai pagelaran Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) yang selalu meriah setiap tahunnya. Banyak lembaga hingga instansi yang kini menjadikan nagham sebagai salah satu brandmark unggulan. Salah satunya adalah pondok pesantren Al-Quran Baitul Qurra di Tangerang Selatan. Bisa dikatakan hampir setiap harinya mereka mempelajari nagham al-Quran. Bukan lagi sebagai program pendukung, melainkan program utama yang menjadi banyak alasan para santri memondokkan dirinya di tempat tersebut. Lantas bagaimana para santri memandang dan memaknai nagham tersebut? Apa yang membuat mereka tertarik akan nagham?. Penelitian ini berjenis kualitatif, dan data yang didapat diperoleh dari studi kepustakaan (library research) dan studi lapangan. Kemudian penelitian ini diolah dengan pendekatan fenomenologi. Alhasil penulis mendapatkan bahwa nagham tidak hanya senandung semata. Arti praktik nagham dalam pembacaan al-Quran lebih dari sekedar keindahan. Berlatih nagham setiap hari menjadikan suatu kebiasaan baik, renungan, dan memperkuat daya ingat (hafalan). Para santri membawa harum banyak nama ketika melantunkan al-Quran dengan keindahan nagham yang dipelajari.