Intensitas Pengutipan Syair Jahiliah dalam Tafsir Al-Thabari

Abstract

Kitab Tafsir al-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, sering disebut sebagai tafsir ensiklopedis karena memuat berbagai sumber dan membicarakan ayat per ayatnya dari berbagai aspek dan sudut pandang keilmuan. Dari sisi bermacam sumber yang digunakan, syair jahiliah juga ditemukan jejaknya di sini. Sejauh penelusuran penulis, hampir di setiap penafsiran ayat, syair jahiliah dikutip di dalamnya. Penggunaan syair jahiliah sebagai sumber tafsir, dari klasik hingga kontemporer, menjadi pro-kontra di kalangan cendikiawan studi Al-Qur’an. Salah satu tokoh yang keras menolak pengaplikasian syair jahiliah untuk menafsirkan Al-Qur’an adalah Thaha Husain, Muhammad as-Sadiq Afifi dan Ahmad Samuel Vitch. Di samping itu, tokoh yang pro membolehkan penggunaannya dengan syarat hanya dijadikan pendukung, seperti Muhammad Ulinnuha dan M. Quraish Shihab. Penelitian ini akan mengajukan dua persoalan: Pertama, bagaimana pandangan al-Thabari dalam menafsiran ayat-ayat Al-Qur’an menggunakan syair Arab jahiliah; lalu Kedua, Seperti apa bentuk-bentuk pengutipan syair jahiliah dalam penafsiran al-Thabari tersebut. Dari tujuan ini, teori hermeneutika intertekstualitas Julia Kristeva akan dipakai untuk pisau analisis. Dengan metode deskriptif analitik dan pendekatan historis-filosofis, penelitian ini akan menghasilkan: Pertama, pengutipan syair oleh al-Thabari cukup intensif; dan Kedua, dari analisis bentuk-bentuk yang ada, dapat disimpulkan empat kategori tujuan pengutipan syair jahiliah yaitu: makna kata, uslub, fashahah, dan qira’at.