Konsumerisme Agama: Bara Konflik Konservatisme Agama dan Arah Baru Penanganannya

Abstract

Studi ini membahas tentang konsumerisme agama masyarakat yang cenderung semakin tinggi dalam lima tahun terakhir. Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran: case study di Sleman; studi literatur; studi dokumen; dan in depth-interview, dengan masa waktu delapan bulan. Adapun temuan penelitian ini, yakni; Pertama, intoleransi agama yang terjadi di Sleman dengan dua tipologi yakni, kekerasan dalam bentuk fisik dan simbolik; Kedua, latar belakang yang mendorong terjadinya konflik di Sleman sangat bervariasi, mulai dari legitimasi hukum (law legitimate), legitimasi publik (public legitimate), politik, perebutan ruang publik yang mengarah pada keadaan ekonomi, hingga menguatnya Islamisme; Ketiga, arah baru penanganan konflik intoleransi agama adalah, mendorong agar pemerintah dan aparat keamanan dapat merekonstruksi program-program strategis yang dapat mendorong masyarakat untuk merespon isu-isu konflik agama ke dalam bentuk-bentuk aksi damai daripada diekspresikan ke dalam bentuk kekerasan. Kesimpulan penelitian ini adalah kegairahan masyarakat terhadap isu-isu agama menguatkan karakter eksklusif yang cenderung ingin mengkontestasikan identitasnya di ruang publik. Situasi ini mendorong rasa ‘awas’ pada kelompok lain, yang menutup rapat relasi harmonis di dalam cita-cita negara multikultural.