Konfigurasi Politik dan Problem Identitas Menjelang Pemilihan Presiden 2024

Abstract

Politik identitas cukup mewarnai dinamika politik Indonesia 10 tahun terakhir ini. Artikel ini berusaha menjelaskan tentang politik identitas dan konfigurasi politik menjelang Pilpres 2024. Artikel ini dijelaskan secara kualitatif dengan berbasis pada studi kepustakaan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa politik identitas tidak hanya di level nasional, akan tetapi di ranah lokal juga mulai merebak dengan menggunakan identitas sebagai instrumen dalam kontestasi politik, baik identitas agama maupun etnisitas. Begitupun pengalaman Pilpres 2014 dan 2019 dan Pilkada DKI Jakarta menjadi bukti bahwa politik identitas yang dibawa masuk ke ranah politik telah memecah belah anak bangsa dan dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam konteks Pilpres 2024, sekalipun Anies Baswedan diusung oleh NasDem dan membawa kekhawatiran baru terkait polarisasi politik, akan tetapi bergabungnya Muhaimin Iskandar dan PKB yang diusung koalisi perubahan, telah memberi secercah harapan bahwa Pilpres 2024 tidak semengkhawatirkan sebagaimana dibayangkan. Mengingat Muhaimin Iskandar dan PKB selama ini dicitrakan mengusung politik kebangsaan dan keindonesiaan.