Praktik Hidup Berkesadaran Untuk Anak Usia Dini

Abstract

Artikel ini fokus pada konflik dan kekerasan yang melibatkan banyak pihak, terutama melibatkan anak-anak. Keterlibatan anak-anak dalam konflik global merupakan kontribusi dan peran besar dari orang dewasa di sekitar mereka, terutama orangtua dan keluarga. Anak-anak yang dibesarkan dengan kekerasan akan melahirkan generasi yang penuh ambisi ambigu yang dapat menciptakan kekacauan dan bahkan perang fisik di masa depan. Pendidikan informal, non-formal, dan bahkan formal masih kurang optimal dalam membentuk generasi yang penuh kasih sayang dan cenderung berkonsentrasi pada kinerja kompetitif dengan penguasaan keterampilan sosial dan emosional yang minimal. Artikel ini bertujuan untuk memberikan deskripsi komprehensif tentang praktik kesadaran hidup yang diterapkan pada masa kanak-kanak sesuai dengan perkembangan moral dan pembentukan karakter anak-anak.Metode studi ini menggunakan daftar periksa sintesis yang terdiri dari sintesis awal, lanjutan, dan akhir; mempertimbangkan elemen-elemen teks, konteks, dan wacana. Objek dari penelitian ini adalah gagasan tentang praktik kesadaran dari berbagai sumber literatur, terutama aplikasinya yang dapat digunakan untuk usia anak-anak. Validitas studi ini didasarkan pada perbandingan yang mencerminkan objektivitas studi.Hasil studi menunjukkan bahwa: (a) bentuk praktik kesadaran yang dapat diterapkan pada masa kanak-kanak, yaitu: hidup bersama, bernapas, meditasi duduk, makan bersama, istirahat, diam mulia, meditasi pelukan, meditasi, berlindung, mengatasi kemarahan, dan pulang ke rumah; (b) integrasi praktik kesadaran hidup untuk perkembangan moral mencakup: pulang ke rumah, hedonisme relatif (istirahat), meditasi duduk, diam mulia, meditasi pelukan, menjaga norma sosial dan otoritas (makan bersama, meditasi teh), orientasi harga diri dengan lingkungan sosial (berlindung, mengatasi kemarahan), dan prinsip universal (hidup bersama, bernapas); dan (c) integrasi bentuk-bentuk praktik hidup sadar masing-masing dapat mengarah pada pembentukan karakter yang mencakup tiga komponen: pengetahuan moral (sadardiri, mengetahui, moral, pengetahuan diri, keputusan, perspektif), perasaan moral (pengendalian diri, empati, mencintai kebenaran), dan tindakan moral (ingin, adat, kompeten). Â