Budaya Pembuatan Jubah Bhikkhu Menurut Buddh bane Theravada di Indonesia

Abstract

ubah merupakan kebutuhan utama bagi para bhikkhu. Di Indonesia, bhikkhu Theravada dapat dengan mudah mendapatkan jubah karena banyak umat awam yang sering mendanakan jubah. Meskipun demikian, upacara pembuatan jubah menurut tradisi Theravada tetap dipertahankan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Obyek penelitian melibatkan budaya pembuatan jubah dan Buddhisme Theravada. Subyek penelitian terdiri dari bhikkhu, pengurus vihara, dan umat awam. Penelitian dilakukan di Jakarta, Lembang, dan Tangerang. Waktu penelitian berlangsung dari bulan Agustus hingga Desember 2016. Teknik pengumpulan data melibatkan wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data diuji menggunakan uji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferabilitas hasil penelitian. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Upacara pembuatan jubah bhikkhu (Kathina Dusanz) diselenggarakan setelah akhir masa vassa di vihara yang menjadi tempat vassa, melibatkan lebih dari lima bhikkhu, dan berlangsung dari pagi sampai sore; Upacara pembuatan jubah menghasilkan satu set jubah yang terdiri dari sarung, angsa, jubah dalam, dan jubah luar; Proses pembuatan jubah melibatkan tahap-tahap seperti upacara penyerahan bahan jubah, pembuatan pola, penjahitan/melipat, mencelup, mengeringkan, dan upacara anumodana. Nilai-nilai yang terkandung dalam kegiatan ini meliputi tanggung jawab, bakti, kedermawanan, keyakinan, kebahagiaan, perjuangan, dan pendidikan; Makna dari upacara pembuatan jubah bhikkhu dalam momen Kathina Dusanz merupakan bentuk pelestarian kebudayaan Buddhisme yang mengandung unsur kebudayaan abstrak, aktivitas sosial, dan material.