Diagnosis Kesulitan Belajar Mata Kuliah Bahasa Pali Pada Mahasiswa Stabn Sriwijaya Tangerang Banten
Abstract
Proses pembelajaran diharapkan akan mengalami perubahan bagi mereka yang melakukan pembelajaran. Selain perubahan dalam pengetahuan dan perubahan perilaku, termasuk keterampilan, kebiasaan, sikap, pemahaman, prestasi, minat, penyesuaian, dan lain-lain dari para pelajar. Proses pembelajaran tidak selalu berjalan lancar, banyak hambatan yang dihadapi. Berdasarkan pengamatan, ketika siswa diberikan penjelasan dan diberikan soal latihan, mereka dapat menjalankan tugas dengan baik. Tetapi saat saat penilaian, siswa mengalami kesulitan. Hal ini terlihat dari hasil penilaian yang kurang memuaskan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kesulitan dalam belajar bahasa Pali bagi siswa STABN Sriwijaya Tangerang Banten. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa STABN Sriwijaya Tangemng Banten. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Analisis data kuantitatif dari penelitian ini menggunakan model persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesulitan belajar bahasa Pali pada siswa STABN Sriwijaya Tangerang Banten dilihat dari aspek bahasa, sebagian besar siswa mendapatkan skor sedang sebesar 71,42%, yang berarti bahwa kelompok ini memiliki diagnosis kesulitan belajar pada tingkat sedang untuk bahasa Pali. Persentase siswa yang mendapatkan skor tinggi hanya sebesar 14,29% dan siswa yang memiliki skor rendah sebesar 14,29%. Ini berarti bahwa kelompok siswa yang memiliki diagnosis kesulitan belajar tinggi dan rendah dalam mata pelajaran Bahasa Pali mendapatkan persentase yang sama, yaitu 14,29%. Dari deskripsi diagnosis kesulitan belajar faktor internal, diketahui bahwa skor tertinggi siswa adalah skor rata-rata sebesar 76%, yang berarti bahwa kelompok ini memiliki dimensi diagnosis kesulitan belajar internal pada tingkat sedang untuk bahasa Pali. Demikian pula, dari deskripsi diagnosis kesulitan belajar faktor eksternal, diketahui bahwa sebagian besar siswa mendapatkan skor sedang sebesar 71,43%, yang berarti bahwa kelompok ini memiliki dimensi diagnosis kesulitan belajar faktor eksternal pada tingkat sedang dalam mata pelajaran Bahasa Pali.