Etika dan Sistem Perekonomian Mikro Manurut Ajaran Sang Buddha (Suatu Telaah Hermeneutika)

Abstract

Akhir-akhir ini, kita menyaksikan fenomena kejahatan yang sangat mengerikan, seperti penjambretan, penodongan, penipuan, pembunuhan, serta permasalahan dalam dunia politik, dan sebagainya. Salah satu faktor yang berperan dalam fenomena ini adalah permasalahan di dalam keluarga. Bahkan masalah-masalah kecil dapat menjadi sumber masalah yang lebih besar, dan ini bisa mengorbankan nilai-nilai yang luhur yang telah lama kita anut.Secara umum, fenomena ini sering kali terkait dengan hasrat manusia untuk mencari kenikmatan atau hedonisme, yang sering kali berfokus pada pengumpulan materi. Hal ini sebagian besar dipengaruhi oleh kemajuan teknologi yang pesat, yang seringkali tidak diimbangi oleh perkembangan moral yang seimbang. Mengapa hal-hal seperti ini terjadi? Ini adalah keprihatinan bersama yang perlu diatasi dalam kehidupan masyarakat.Ajaran Sang Buddha mengajarkan tentang tata kehidupan yang harmonis, baik kepada para pertapa maupun kepada orang-orang yang hidup dalam pernikahan. Bagi para pemah tangga, ajaran-ajaran ini adalah pedoman dalam menjalani kehidupan, dan telah diuraikan dalam berbagai teks Kitab Suci Tipitaka. Terkait dengan hal ini, teks-teks yang dapat kita temui mungkin hanya sebagian kecil, dan belum tentu selalu sesuai dengan perkembangan zaman modern saat ini.Moralitas dalam ajaran Buddha menjadi dasar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk sistem perekonomian, dan menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan yang benar. Ajaran Delapan Jalan menjadi panduan bagi seseorang untuk memahami cara hidup yang benar, menjalankan tugas dan kewajibannya dalam keluarga dan masyarakat, mengembangkan kasih dan kasih sayang, dan sebagainya. Semua ini membentuk suatu kesatuan yang utuh dalam ajaran Buddha.  Â