Peran Tokoh dan Lembaga Keagamaan Buddha Dalam Sejarah Perkembangan Agama Buddha di Kab.Purworejo, Provinsi Jawa Tengah Sejak Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 1945 Sampai Tahun 2020

Abstract

Urat nadi wilayah Bagelen (Purworejo), yaitu Sungai Bagawanta, konon merupakan tempat begawan dan biksu tinggal dan bertapa. Karena itu, sungai itu dinamakan Bagawanta (dari kata begawan). Perkembangan agama Buddha setelah kemerdekaan Republik Indonesia sampai sekarang ini, keberadaan umat Buddha tersebar di 10 vihara di Kabupaten Purworejo. Pembinaan dilakukan oleh 2 majelis, yaitu Majelis Magabudhi dan Majelis Nichiren Soshu Buddha. Dalam perjalanan waktu keberadaan umat Buddha secara kuantitas terus menurun. Hal ini sangat mengkhawatirkan eksistensi keberadaan agama Buddha yang telah ada sejak jaman dahulu. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi hermenetik. Oleh karena itu, tujuan yang diharapkan adalah mendesriptifkan kesejarahan agama Buddha di Kab. Purworejo. Metode yang digunakan adalah Fenomenologi hermeneutik adalah metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif di bidang pendidikan dan ilmu-ilmu kemanusiaan lainnya, misalnya ilmu keperawatan. Hermeneutik berorientasi pada makna historis dan relatif. Berdasarkan kajian diperoleh hasil bahwa keberadaan sesepuh/senioritas umat Buddha yang secara umum masih belum dapat menerima perubahan-perubahan yang dilakukan oleh generasi muda Buddhis juga menyebabkan hubungan kurang harmonis masih berpikir pola lama belum sejalan dengan ide-ide generasi muda sesuai perubahan jaman. Oleh karena itu, membutuhkan perhatian khusus dari tokoh dan pimpinan lembaga keagamaan Buddha terkait.