SÄ«la dalam Terapan Kehidupan Bermasyarakat

Abstract

Sīla is a fundamental foundation in Buddhist practice. Sila comprises of every good manner and character that is included in Buddha’s moral and ethic tenet. Pañcīalsa (five -precepts) that Buddha teach to his disciples which are called upasaka and upasika is a sikkhapada (steps-of-training). This study aims to describe the practice of Sīla practice in everyday social life.The methodology used in this research is by descriptive- qualitative method. This method is used to describe emphaty for others, right living according to the Buddha's teachings, and how to avoid wrong livelihoods according to Buddhism.The emphaty to others in the modern technological era nowadays is not getting attention. This is indicated by changes in various aspects of society. Therefore, emphaty or caring is urgently in the society. Livelihood is described as every activity that is done to generate income to fulfil human’s daily life. Right livelihood (samma ajiva) is stated in the Sutta Pitaka,  Anguttara Nikâya  III,  208.  In  the  Vedabbāatjaka,  the  Kuddhaka Nikaya Buddha sees that people who choose to live as family person has a very big responsibility. The responsibility for kids, husband or wife, parents, siblings, relatives, even to friends are the kind of responsibilities that has  to be helped and supported with the right livelihood. In the contrary, Buddha suggests avoiding or leaving any work, effort, activity, and wrong livelihood that may cause suffering by torturing and killing a living being. Sīla merupakan dasar utama dalam pelaksanaan ajaran agama Buddha. Sīla mencakup semua perilaku dan sifat baik yang termasuk dalam ajaran moral dan etika agama Buddha. Pañcasīla Buddhis yang diajarkan Buddha kepada para siswa-Nya dalam hal ini yang disebut sebagai upasaka dan upasika adalah suatu sikkhapada (peraturan-pelatihan). Kajian ini bertujuan menjelaskan praktik sīla dalam terapan kehidupan bermasyarakat. Pembahasan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan sikap kepedulian terhadap sesama, penghidupan yang benar menurut ajaran Buddha, dan cara-cara menghindari penghidupan salah menurut ajaran Buddha.Sikap peduli terhadap sesama pada era kemajuan teknologi modern sekarang ini kurang mendapat perhatian. Hal ini ditandai oleh adanya perubahaan tingkah laku dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, sikap kepedulian sangat dibutuhkan dalam masyarakat. Terkait dengan penghidupan atau mata  pencaharian  adalah segala  kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan pendapatan dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia sehari-hari. Berpenghidupan benar (samma ajiva) terdapat dalam Sutta Pitaka, Anguttara Nikâya III, 208. Dalam Vedabbajātaka, Kuddhaka Nikaya Buddha melihat bahwa orang yang memilih hidup sebagai perumah tangga memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Tanggung jawab terhadap anak-anak, suami istri, orang tua, saudara, kerabat, sampai kepada teman-teman merupakan suatu tanggung jawab yang harus dibantu dan disokong dengan pekerjaan yang dilakukan. Sebaliknya, Sang Buddha menganjurkan untuk menghindari atau meninggalkan usaha, pekerjaan, aktivitas, dan penghidupan salah yang dapat menyebabkan  penderitaan  dengan  teraniaya  dan  terbunuhnya suatu makhluk hidup.