Teknik Bantahan Billati Hiya Akhsan dalam Komunikasi Dakwah: Studi Kasus Bantahan Nabi Ibrahim

Abstract

Mad’u dalam menerima komunikasi dakwah ada yang mudah dan ada yang melakukan penyangkalan. Terhadap mad’u yang menyangkal, Allah dalam QS. An Nahl: 125 menunjukkan metode membantah billatî hiya akḫsan, sehingga ma’du atau orang yang mengikuti mad’u atau khalayak luas yang melihat dapat menerima penyampaian pesan dakwah, minimal mad’u tersebut tidak mampu menyangkal kembali sehingga tidak menghambat aktifitas dakwah. Sedangkan terkait teknik bantahan billatî hiya akḫsan Allah menunjukkan bantahan Nabi Ibrahim a.s kepada ayah, kaumnya, dan Raja Namrud. Sebab itu dibutuhkan analisis terhadap bantahan Nabi Ibrahim a.s berupa bentuk, jenis teknik, dan operasionalnya. Tujuannya mendapatkan teknik bantahan billatî hiya akḫsan baik bentuk, jenis teknik, dan operasionalnya sebagai landasan komunikasi dakwah yang menghadapi penyangkalan dari mad’u. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan metode studi dokumen, dan menggunakan teori bantahan sebagai pijakan analisis. Hasil temuan menunjukkan Nabi Ibrahim a.s. menggunakan bentuk bantahan substantive dan offensive, dengan teknik tes bukti secara riil dan tes bantahan khusus yaitu teknik dilema dan membalik meja secara total. Nabi Ibrahim a.s. dalam menggunakan teknik bantahan billatî hiya akḫsan mengikuti status, pemahaman, dan keadaan masing-masing mad’unya baik ayah, kaumnya dan Raja Namrud.