Komunikasi Krisis Internal Integratif Muhajirin dan Ansar Konteks Pergantian Pemimpin Islam

Abstract

Pasca meninggalnya nabi muncul krisis internal antara Muhajirin dan Ansar. Masing-masing dari mereka menginginkan pemimpin pengganti nabi berasal dari kalangan mereka. Masalah tersebut berhasil dipecahkan dengan komunikasi krisis sebagai salah satu kunci keberhasilan menghadapi situasi krisis tersebut. Sehingga penting untuk mengetahui komunikasi krisis internal saat itu sebagai pelajaran untuk membangun organisasi hari ini. Tujuan tulisan kami ini adalah mengetahui komunikasi krisis internal integratif (tahap prakrisis, saat kejadian krisis, dan tahap pascakrisis) antara Muhajirin dan Ansar konteks pergantian kepemimpinan Islam, yang dibatasi pada pergantian kepemimpinan Islam setelah wafatnya nabi di Saqifah Bani Sa’idah. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka sejarah dan menggunakan teori ICC Integratif Frandsen dan Johansen. Hasil studi menunjukkan manifestasi teori Frandsen dan Johansen berupa teori kerangka ICC Integratif pada aspek strategi komunikasi tidak hanya bisa diimplementasikan pada sifat sentralisasi dan terbuka secara vertikal saja. Melainkan, bisa juga dipahami sifat tersebut secara terbuka melalui bentuk komunikasi horizontal antar sesama anggota, sebagaimana dilakukan Muhajirin dan Ansar dalam menyelesaikan dan mengendalikan ICC pada organisasi Islam saat itu.