RADIO MALABAR: DUNIA RADIO TERSEMBUNYI DI LEMBAH PEGUNUNGAN MALABAR, BANDUNG, 1916-1946
Abstract
Artikel ini mengkaji perkembangan salah satu stasiun radio tertua di Bandung yakni Stasiun Radio Malabar. Radio memiliki peranan penting bagi masyarakat pada masa Kolonialisme Belanda karena keterbatasan jangkauan media komunikasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi, dengan menggunakan sumber arsip berupa koran dan dokumen pada masa Kolonialisme Belanda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Stasiun Radio Malabar merupakan stasiun radio terbesar di Asia Tenggara yang menciptakan sistem pemancar tanpa kabel (nirkabel) yang mampu menghubungkan komunikasinya dengan lintas negara. Malabar juga menjadi salah satu statsiun dengan teknologi yang canggih pada masanya, mengingat letak geografis stasiun radio tersebut yang berada di lembah Gunung Puntang (Malabar), Bandung, namun efektif menyebarluaskan informasi kepada publik. Artikel ini mengkaji kondisi Stasiun Radio Malabar di era Kolonialisme Belanda, baik dalam aspek sosial, geografis, maupun sejarah. Penelitian ini menunjukkan pentingnya upaya pelestarian peninggalan Kolonial yaitu stasiun Malabar yang berpotensi menjadi destinasi wisata sejarah di Jawa Barat.