Analisis Historis Mazmur 91: Meyakini Janji Allah dalam Menghadapi Pandemi (Masa Sulit)
Abstract
Meskipun ada banyak alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk mencegah dan menangani permasalahan wabah Covid-19, tetap saja wabah ini tetap ada dan berdampak kepada kehidupan masyarakat. Maka berdasarkan permasalahan yang ada, penting bagi kita untuk dapat tetap memahami dan mengerti posisi kita sebagai orang percaya yang menerima janji dan perlindungan Allah. Mazmur 91, merupakan salah satu dari sekian banyak ayat dalam Alkitab yang menceritakan perlindungan, janji dan keselamatan didalamnya. Penggunaannya berdasarkan pemaknaan mistis daripada ayat ini juga telah menghiasi sejarah perkembangan pemaknaannya. Pemaknaan teks Mazmur 91 oleh bapak-bapak gereja kuno cenderung merujuk kepada Kristologi yang kemungkinan dipengaruhi oleh keharusan mempertahankan iman Kristen yang terus menerima serangan dari bidat. Zaman Reformasi membawa pemahaman yang bervariatif dan kreatif dalam pendekatan yang digunakan untuk memaknai teks. Bagi Goldingay, tema peperangan dan kerajaan merupakan pendekatan yang cocok untuk menjelaskan teks, Ross berpendapat teks harus dimaknai dengan hati-hati sesuai permasalahan yang terjadi saat ini, Briggs mendekati teks dengan melihat sisi historis gramatikal yang mendalam. Teks Mazmur 91 merupakan teks yang bermasalah: bermasalah dalam indikasi penulis dan waktu penulisan dan permasalahan gramatikal yang menyulitkan pembaca untuk menentukan pembicara dialog dalam teks. Berdasarkan ketiga makna utama teks inilah, kemudian dihasilkan hermeneutika praktika dalam menghadapi keadaan saat ini. Dalam menghadapi Covid-19, kita tidak perlu gentar dan harus memandang wabah ini sebagai peluang untuk memberitakan injil dan menjangkau jiwa terkhusus untuk mereka yang terdampak kesehatannya karena wabah ini.