Pertanggungjawaban Pidana Anak Sebagai Pelaku Pembunuhan Perspektif Hukum Pidana Islam

Abstract

Abstract: Children are the future leaders of the country, therefore it is important to guide and protect them to improve their physical, mental, social, and emotional well-being as well as their overall growth and development. However, in the world we live in, there are many problems that arise with children ending up committing crimes such murder. The aim of this research is to find out the criminal responsibility of children who commit a crime based on the Criminal Code and Islamic Criminal Law. A normative juridical approach is used in the research process, which involves examining library sources such as special laws, papers, research findings, and so on. The results of the research show that a child who is exactly 18 years old can be subject to criminal sanctions under Article 338 of the Criminal Code and the previous perpetrator was a recidivist of the crime of theft. Meanwhile, according to Islamic Criminal Law, a child who is 18 years old must be held criminally liable because he has entered a period of mature thinking ability. Abstrak: Anak-anak adalah pemimpin masa depan negara, oleh karena itu penting untuk membimbing dan melindungi mereka untuk meningkatkan kesejahteraan fisik, mental, sosial, dan emosional mereka serta pertumbuhan dan perkembangan mereka secara keseluruhan. Namun, di dunia yang kita tinggali ini, ada banyak masalah yang muncul dengan anak-anak yang akhirnya melakukan kejahatan seperti pembunuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pertang­gungjawaban pidana anak yang melakukan suatu tindak pidana bersdasarkan KUHP dan Hukum Pidana Islam. Pendekatan yuridis normatif digunakan dalam proses penelitian, yang melibatkan pemeriksaan sumber-sumber perpustakaan seperti undang-undang khusus, makalah, temuan penelitian, dan sebagainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seorang anak yang tepat berada di usia 18 tahun dapat dikenakan sanksi pidana pasal 338 KUHP dan pelaku sebelumnya ialah seorang residivis tindak pidana pencurian. Sedangkan menurut Hukum Pidana Islam seorang anak yang sudah berusia 18 tahun wajib dibebankan pertanggung­jawaban pidana karena telah memasuki masa kemampuan berfikir yang matang.