KONSEP MAKNA UFF DALAM AL-QURAN
Abstract
Tulisan ini membahas tentang konsep birrul walidain dalam al-Quran khususnya pada Qs. Al-Isra’ ayat 23 yang agaknya dizaman sekarang cenderung diabaikan, tentu birrul walidain disini berkaitan dengan tindakan terutama ucapan kepada kedua orang tua. Dalam kajian semiotika, kata uff merupakan sebuah simbol dalam penyampaian ucapan yang harus diinterpretasikan. Salah satu teori semiotika yang dikembangkan oleh para cendikiawan adalah semiotika Roland Barthes karena yang digunakan Barthes adalah analisis struktural dalam kritik teks. Dalam teorinya, barthes menawarkan dua tahapan teori. Pertama, disebut sebagai sistem linguistik atau biasa dikenal dengan makna denotasi. Kedua, disebut sebagai sistem mitologi biasa dikenal dengan makna konotasi. Lebih detailnya. Pada sistem linguistik adalah pembacaan secara tekstual dan sistem mitologi adalah pembacaan secara kontekstual. Sudah dapat dipastikan, konsep birrrul walidain dalam al-Quran sangat relevan dengan teori Barthes, bahkan dengan permasalahan-permasalahan kontemporer lainnya saat ini. Kemudian, penulis akan mengaplikasikan teori semiotika Barthes untuk memahami konsep birrul walidain dalam al-Quran. Hasil dari pengaplikasian teori tersebut dalam Q.S al- Isra ayat 23, yaitu: sistem linguistik pada kata uff yang tidak hanya diartikan “ah” melainkan juga larangan untuk tidak berkata kasar kepada orang tua. Sedangkan sistem mitologinya adalah seorang anak diharuskan untuk berbakti kepada orang tua dengan menyayagi keduanya. Adapun ideologi yang terkandung dalam ayat ini adalah berkaitan dengan akhlak, tidak hanya kepada kedua orang tua, namun juga kepada orang yang lebih tua