Pembacaan tahlil pada aktivitas pagelaran wayang dalam tradisi Tegal Ndeso; Potret di dusun Krangrejo, Pasuruan

Abstract

Abstrak - Kajian ini dimaksudkan untuk menelisik lebih jauh tradisi pembacaan Tahlil dalam aktivitas Sandingan di Dusun karangrejo, Kecamatan Gempol. Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah bagaimana proses adaptasi, habitualisasi dan bagaimana pembacaan Tahlil dalam aktivitas Pagelaran Wayang dapat menyatu dalam jiwa masyarakat Dusun Karangrejo?. Kajian ini merupakan kajian lapangan yang diolah dengan pendekatan sosiologi, menggunakan teori konstruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas Lukmann. Seluruh data dalam kajian ini diperoleh melalui proses observasi dan wawancara. Dalam hal ini, data yang diperoleh dari warga Dusun Karangrejo menjadi data primer, sedangkan data yang lain termasuk data sekunder. Kajian ini menemukan bahwa pembacaan Tahlil pada aktivitas Pagelaran Wayang merupakan tradisi turun temurun. Seluruh rangkaian acaranya mengandung nilai-nilai filosofis. Terdapat beberapa hal telah dipengaruhi faktor luar yakni Tokoh Agama dan lain-lain. Apabila hal ini dirunut lebih jauh berdasarkan data sejarah, maka ditemukan dalam tradisi pada masa Nabi. Tradisi Tegal Ndeso ini terbentuk karena timbulnya kesamaan rasa dan kesamaan pendapat antar individu hingga menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan atau terpatri dalam jiwa masing-masing individu. Kajian ini menemukan bahwa al-Qur’an tidak hanya memiliki fungsi informatif, namun al-Quran juga memiliki fungsi performatif. Maka, pada praktiknya al-Quran tidak hanya ditafsirkan namun juga hidup dalam ruang sosial-budaya masyarakat.