Memperbaiki Hubungan Antara Manusia dan Alam Melalui Pemikiran Daisaku Ikeda

Abstract

Man and nature are inseparable unity, both are organic unity that must be mutually maintained. Daisaku Ikeda asserted that the state of the world filled with the destruction of nature has diminished the interdependent relationship between humans and nature. The destruction of nature caused by human unconsciousness of nature preservation and hierarchical view which puts human beings as supreme beings among all that exists in nature is a significant warning that should re-awaken human beings of responsibility (guarding and nurturing) to nature. Pope Francis in Laudato Si' emphasizes the ecological repentance that should be imbued with ecological spirituality rooted in the faith of faith in Christ as proclaimed through  the Gospel. In this context, ecological conversion can be understood as the process of sharing all the fruits of human encounter with Christ with the surrounding environment. One result of this encounter should be manifested in relation to the universe, i.e. environmental justice.AbstrakManusia dan alam merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, keduanya merupakan kesatuan organik yang harus saling dijaga. Daisaku Ikeda menegaskan, keadaan dunia yang penuh dengan kerusakan alam telah merusak hubungan saling ketergantungan antara manusia dan alam. Rusaknya alam akibat ketidaksadaran manusia terhadap kelestarian alam dan pandangan hierarkis yang menempatkan manusia sebagai makhluk ciptaan yang tertinggi dan termulia di antara segala yang ada di alam merupakan sebuah peringatan penting yang patut menyadarkan kembali manusia akan tanggung jawab mereka untuk menjaga dan memelihara alam. Seperti yang dikatakan Paus Fransiskus dalam ensiklik Laudato Si’, ia menekankan pertobatan ekologis yang harus dijiwai dengan spiritualitas ekologis yang berakar pada iman kepada Kristus sebagaimana diwartakan melalui Injil. Dalam konteks ini, konversi ekologis dapat dipahami sebagai proses berbagi seluruh hasil perjumpaan manusia dengan Kristus dan dengan lingkungan sekitar. Salah satu hasil dari perjumpaan ini harus diwujudkan dalam kaitannya dengan alam semesta, yaitu keadilan lingkungan.