Kajian Filsafat Agama dalam Tradisi Barong Wae di Manggarai

Abstract

This article aimed to study the Barong Wae rite, a ceremony honoring the guardian spirit of water in Manggarai, Flores, according to religious philosophy. The traditional Manggarai society believes that water is a blessing given by water’s guardian spirit to support human life. The writers assume that this rite is an indication of confessing the existence of a supreme being. Therefore, the writers elaborate on this rite through religious philosophy study. In this study, the writers want to point Barong Wae rite out towards God’s existence. To analyze this case, the writers use qualitative-descriptive methods through document study. The result of this study is that, from a religious philosophy perspective, the tradition of Barong Wae can be used as a datum to prove the existence of God ontologically, cosmologically, teleologically, morally, and ethnologically.AbstrakArtikel ini bertujuan untuk membuat kajian filsafat agama di balik ritus barong wae yakni upacara penghormatan kepada roh penjaga air di wilayah Manggarai-Flores. Masyarakat tradisional Manggarai meyakini bahwa air merupakan berkat yang diberikan oleh roh penjaga air untuk menunjang kehidupan manusia. Dalam pandangan penulis, barong wae ini merupakan satu indikasi adanya kepercayaan akan adanya wujud tertinggi. Atas dasar itu, penulis mengelaborasi tradisi Barong Wae dengan kajian filsafat agama. Melalui kajian filsafat agama penulis ingin menunjukkan bahwa dalam ritus Barong Wae terdapat pengakuan akan eksistensi Allah. Untuk menganalisis masalah ini penulis menggunakan metode kualitatif-deskriptif melalui studi dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, dari perspektif filsafat agama, tradisi Barong Wae dapat dipakai sebagai pintu masuk untuk membuktikan eksistensi Allah baik secara ontologis, kosmologis, teleologis, moral, maupun etnologis.