Eksistensi dan Nilai-Nilai Moderasi Beragama dalam Kearifan Lokal Suku Sasak (Krame Banjar) di Desa Sepit

Abstract

Penelitian ini bersifat lapangan sekaligus kajian pustaka dan teori yang digunakan untuk melihat proses dialektika tradisi kerame banjar dan bagaimana manejemen tradisi banjar terlembagakan dan diwariskan sebagai upaya penguatan nilai moderasi beragama di desa Sepit. Pendekatan yang digunakan dalam penalitian ini adalah pendekatan sosilogi yakni teori structural fungsional Talcott Parsons dan teori konstruksi sosial Peter L. Berger dan Tomas Luckmann. Dalam teori struktural fungsional, ada empat gagasan penting yang membuat suatu sistem atau struktur bekerja dengan baik. Ide-ide ini disebut AGIL, yang merupakan singkatan dari Adaptasi, Pencapaian Sasaran, Integrasi, dan Latensi.  Sebagai hasilnya, Proses eksternalisasi Krame Banjar dapat dilihat melalui proses adaptasi nilai dan tindakan yang tergambar dalam sikap menerima dan partisipasi anggota banjar, selanjutnya proses objektifikasi tergambarkan dalam kontribusi anggota banjar dalam setiap acara banjar dan sebagai proses trakhir yakni proses internalisasi yakni anggota banjar mulai mempercayai dan melestarikan tradisi Banjar.