Psikologi Perempuan Dewasa Awal Pasca Perceraian

Abstract

Perceraian merupakan sesuatu permasalahan yang umum ditemukan dimasyarakat, banyaknya pasangan yang menyelesaikan masalah keluarga dengan bercerai menyebabkan tingginya angka perceraian di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah menikah pada usia remaja yang menimbulkan banyak dampak negatif khususnya pada perceraian pasangan muda. Pasalnya pernikahan pada usia remaja menyebabkan seorang anak, khususnya perempuan, harus menanggung beban berat. Kemudian apabila terjadi perceraian, perempuan tersebut akan menginjak usia dewasa awal dimana pada usia tersebut seseorang baru akan memilih jalan hidup dengan berkarir atau melakukan pernikahan. Hal tersebut tentunya akan sangat berpengaruh pada kondisi psikologi perempuan tersebut pasca perceraianya. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologi perempuan dewasa awal pasca perceraian serta upaya apa yang dilakukan perempuan tersebut untuk mengatasinya. Artikel ini menggunakan jenis penelitian field research yaitu penelitian dengan menggunakan data wawancara, dan observasi sebagai data utamanya. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa semua perempuan dewasa awal yang mengalami perceraian, pernah merasakan stressor psikososial. Akan tetapi, dikarenakan beratnya beban yang mereka tanggung, menyebabkan mereka tidak dapat beradaptasi dengan cepat sehingga menimbulkan gejala negatif pada psikologi mereka. Walaupun demikian mereka mempunyai manajemen atau cara masing-masing agar terlepas dari gangguan psikologi, sehingga mereka dapat beradaptasi dan menjalani kehidupan yang jauh lebih baik.