Analisis Pemikiran Ibnu Taimiyah Terhadap Makna Majaz Dalam Al-Qur’an Dan Hadis
Abstract
This article analyzes Ibn Taymiyah's thoughts on the meaning of majaz in the Qur'an and hadith. The meaning of majaz is something that is considered very important in understanding the verses of the Qur'an and hadith, but its existence has actually reaped many pros and cons among the scholars because many are considered to be overusing the meaning of majaz to the point that it takes away from the intended meaning of a lafadz. Ibn Taymiyah was one of the ulama' who rejected the meaning of majaz and even wanted to close the doors of majaz altogether, which made quite a few ulama' oppose and even disbelieve his creed. In this research, the author uses library research methods by referring to Ibn Taimiyah's main work, namely Majmū’ al-Fatāwā, which contains fatwas and his thoughts, including the meaning of majaz in understanding the Qur'an and hadith. This article focuses on Ibn Taimiyah's thoughts and the comments of the ulama' towards him who rejected the meaning of majaz in understanding the Qur'an and hadith. Tulisan ini menganalisis tentang pemikiran Ibnu Taimiyah terhadap pemaknaan majaz dalam al-Qur’an dan hadis. Pemaknaan majaz merupakan hal yang dianggap sangat penting dalam memahami ayat al-Qur’an maupun hadis, namun keberadaannya justru menuai banyak pro-kontra diantara para ulama’ karena banyak yang dianggap berlebihan dalam menggunakan makna majaz sampai membuatnya keluar dari maksud yang dituju dari suatu lafadz. Ibnu Taimiyah merupakan salah satu ulama’ yang menolak adanya pemaknaan majaz bahkan ingin menutup pintu majaz secara keseluruhan, yang membuat tidak sedikit ulama’ menentang bahkan mengkafirkan akidahnya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dengan merujuk kepada karya utama dari Ibnu Taimiyah yakni Majmū’ al-Fatāwā yang berisi tentang fatwa-fatwa dan pemikirannya termasuk dalam pemaknaan majaz dalam memahami al-Qur’an maupun hadis. Tulisan ini berfokus pada pemikiran Ibnu Taimiyah serta komentar para ulama’ terhadapnya yang menolak makna majaz dalam memahami al-Qur’an maupun hadis.