Makna Nyanyian Syukur dalam Lagu-Lagu Regio Kalimantan Hasil Lokakarya Tering 1985

Abstract

Tulisan ini menyajikan ringkasan hasil penelitian mengenai pemahaman umat Paroki Keluarga Suci Tering tentang makna nyanyian syukur: lagu “Berkatilah ya Tuhan” dan “Berkat Tuhan Kami Harap” hasil lokakarya Tering Tahun 1985. Pemahaman umat mengenai makna kedua lagu tersebut termasuk kategori pemahaman relasional. Umat memahami kedua lagu ini dalam kategori makna iman dan kategori makna kontekstual, yang memiliki hubungan yang saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan. Hubungan kedua makna tersebut terletak dalam makna syukur baik dalam adat setempat maupun dalam liturgi. Makna iman diperoleh dari makna syukur dalam ibadat / liturgi, dan makna kontekstual diperoleh dari makna syukur dalam adat lokal. Makna syukur dalam adat setempat ternyata sangat mirip dengan makna syukur dalam iman Katolik. Makna iman nampak dari pemahaman umat yang memaknai lagu syukur sebagai makna iman, yang mengungkapkan partisipasi batiniah dan partisipasi lahiriahnya dalam bentuk ucapan syukur, terima kasih, pengharapan, permohonan serta kekuatan dari rahmat surgawi dalam bentuk iman akan Allah Tritunggal Maha Kudus. Sedangkan makna kontekstual nampak dari pemahaman umat yang memaknai nyanyian syukur sebagai makna kontekstual yang mengungkapkan partisipasi batiniah dan partisipasi lahiriahnya secara baru dalam konteks alihan suasana adat ke dalam konteks ibadat Gerejani. Maka, dapat dikatakan bahwa bagi umat makna syukur dalam iman tidak terlepas dari makna syukur dalam adat setempat, dan makna syukur dalam adat setempat tidak terlepas dari makna syukur dalam iman Katolik mereka. Dengan demikian, lagu “Berkatilah Ya Tuhan” dan “Berkat Tuhan Kami Harap” menghubungkan makna kontekstual lagu dalam adat dengan makna iman lagu dalam ibadat.