Spiritualitas Kesetiaan dalam Perkawinan Menurut Kitab Amsal 5:15-20 dan Injil Yohanes 4:7-15

Abstract

Sifat perkawinan yang monogami dan tak terceraikan dinilai tidak relevan dengan kebebasan individu. Hal ini berangkat dari fenomena-fenomena sosial yang menampilkan adanya kekaburan, kerancuan, bahkan kekeliruan dalam memaknai perkawinan. Melalui studi dan kajian pustaka terhadap Kitab Amsal 5:15-20 dan Injil Yohanes 4:7-15 ditemukan kesetiaan dan kebebasan tidak bertentangan dan makna spiritualitas kesetiaan dalam perkawinan. Perspektif Amsal 5:15-20 menegaskan kesetiaan kunci suka cita perkawinan. Injil Yohanes 4:7-15 meneguhkan makna kesetiaan dalam kelurga kristiani dengan menjadikan Yesus sumber kesetiaan. Kesetiaan bersumber dari iman akan Yesus. Kesetiaan dalam rumah tangga mewujudkan cinta kasih Allah yang radikal pada manusia.