Tafsir Al-Qur’an dan Kekuasaan: Membaca Pandangan Bakri Syahid Tentang Nasionalisme Dalam Tafsir Al-Huda

Abstract

In Surah At-Taubah, verse 122, there is a command and law regarding the pursuit of knowledge, and it also contains a command for jihad. Bakri Syahid, in his Javanese language interpretation "Tafsir Al-Huda Basa Jawi," contextualizes these commands with an attitude of nationalism. The interpretation produced by Bakri Syahid is naturally influenced by both internal and external factors, considering his role in the governance and political system of his time. This article uses Surah At-Taubah, verse 122 as a starting point and examines the nationalist attitude incorporated by Bakri Syahid. Based on data obtained from literature reviews, this article argues that Bakri Syahid attempts to contextualize previous interpretations that he used as references to fit the governance ecosystem of Indonesia. He reinforces this contextualization by including general works related to governance, military, and Javanese socio-cultural aspects. This situation reflects Bakri's relatively close position to the government (the New Order regime). This research concludes that Surah At-Taubah, verse 122, which has been understood by some commentators as a verse containing the command to seek religious knowledge and engage in jihad, aligns with Bakri Syahid's understanding. However, Bakri Syahid makes an effort to contextualize this with Indonesia, explaining the necessity of building the nation, which can be achieved through the establishment of government departments according to societal needs. This reflects an attitude of nationalism and serves as a landmark aspect of his interpretation. Abstrak: Di dalam Qs. At-Taubah ayat 122 terdapat perintah dan hukum mencari ilmu, selain itu di dalamnya juga terdapat perintah jihad. Bakri Syahid dalam Tafsir Al-Huda Basa Jawi mengkontekstualisasikan dengan sikap nasionalisme. Produk tafsir yang dihasilkan oelh Bakri Syahid tentunya tidak lepas dari faktor internal maupun eksternal dirinya yang memiliki peran dalam tata negara dan sistem pemerintahan pada masanya. Artikel ini menggunakan pijakan awal Qs. At-taubah ayat 122 dan mengkaji sikap nasionalisme yang disertakan Bakri Syahid. Berdasarkan data yang diperoleh dari kajian pustaka, artikel ini berargumen bahwa Bakri Syahid mencoba mengkontekstualisasikan produk-produk tafsir sebelumnya yang digunakannya sebagai rujukan ke ekosistem pemerintahan Indonesia. Upaya kontekstualisasi dari karya tafsir sebelumnya ia kuatkan dengan karya-karya umum yang memiliki keterkaitan dengan pemerintahan, keperwiraan, dan sosial budaya jawa. Keadaan demikian mencerminkan posisi Bakri yang relatif dekat dengan pemerintahan (rezim orde baru). Penelitian ini menyimpulkan bahwa Qs. At-Taubah :122 yang selama ini dipahami oleh sebagian kalangan mufassir sebagai ayat yang mengandung makna perintah menuntut ilmu agama serta jihad pun selaras dengan apa yang dipahami Bakri Syahid. Namun terdapat upaya Bakri Syahid untuk mengkontekstualisasikan dengan Indonesia, yang menjelaskan perlunya pembangunan negara yang mana demikian itu mampu dilakukan jika dibentuknya departemen-departemen negara sesuai dengan kebutuhan masyarakat sebagai wujud dari sikap nasionalisme dan menjadi bagian landmark dari karya tafsirnya.