Pewahyuan Allah dalam Perspektif Dei Verbum dan Kitab Suci

Abstract

Gereja Katolik memiliki banyak pemahaman mengenai sumber-sumber akan iman mereka terhadap Allah. Salah satunya adalah wahyu, yang dipercaya dari Allah sendiri. Pewahyuan itu berisikan komunikasi antara Allah dan manusia. Pemahaman wahyu sebagai alat untuk mengkomunikasikan kehadiran Allah dan segala kebenarannya bertujuan agar manusia dapat beriman kepada-Nya. Proses menanggapi wahyu Allah disebut sebagai proses dimana manusia beriman. Oleh sebab itulah, iman dan wahyu tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Wahyu membuat manusia beriman kepada Allah dan iman membuat manusia mampu menerima Allah dalam hidup mereka. Wahyu yang secara khas dalam Gereja Katolik sangatlah berbeda dengan wahyu-wahyu menurut pandangan umum maupun pandangan agama lain. Wahyu-wahyu itu salah satunya disampaikan melalui Kitab Suci, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru yang masing-masing memiliki penekanan akan pewahyuan yang sama namun berbeda cara. Saat ini salah satu tugas Gereja adalah ikut serta dalam melanjutkan pewahyuan Allah itu dalam hidup sehari-hari dengan berbagai macam cara, tentu dalam ranah dunia yang serba digital sekarang ini. Pewahyuan dalam dunia yang digital ini sering disebut sebagai pewahyuan digital.  Pewahyuan Allah tetaplah hadir dalam setiap zaman melalui kehadiran-Nya dalam Gereja, yang membuat semakin banyak orang percaya kepada-Nya