TEOLOGI BELASKASIH ALLAH DALAM PUISI “SEPOTONG HATI DI ANGKRINGAN” (2022) KARYA JOKO PINURBO

Abstract

Setiap manusia merindukan intimitas dengan Allah, menerima rahmat belas kasihan-Nya. Banyak puisi karya Joko Pinurbo mengangkat tema intimitas relasi antarmanusia. Salah satu puisinya yang sangat artikulatif menyuarakan kerahiman sosial berjudul “Sepotong Hati di Angkringan.” Namun, pembacaan teologis atas belaskasih Allah dalam puisi “Sepotong hati di Angkringan” belum mendapatkan eksplorasi di antara teolog profesional Indonesia. Paus Fransiskus mendorong para teolog pastoral sebagai “influencer Injil” untuk memanfaatkan sumber naratif, estetik, dan digital untuk mengkomunikasikan iman Katolik kepada dunia. Penelitian teologis atas puisi ini dapat berkontribusi dalam pendalaman atas teologi belaskasih Allah di tengah tantangan globalisasi ketidakpedulian. Kedua penulis tertarik mengeksplorasi teologi belaskasih Allah yang terkandung puisi “Sepotong Hati di Angkringan”. Bagaimana penyair Joko Pinurbo menggambarkan belaskasih Allah dalam puisi “Sepotong Hati di Angkringan?” Kedua penulis hendak menghubungkan kerahiman sosial yang tersirat dalam puisi “Sepotong Hati di Angkringan” dengan teologi belaskasih Allah. Penelitian ini menerapkan metode pembacaan teologis atas karya sastra puisi. Hasil penelitian menunjukkan kandungan teologi belaskasih Allah dalam kata-kata dan metafor-metafor yang penyair Joko Pinurbo eksplorasi dalam puisi “Sepotong Hati di Angkringan.” Eksplorasi poetik penyair Joko Pinurbo selaras dengan eksplorasi teologi belaskasih Allah oleh Paus Fransiskus bahwa “Allah hadir di tengah-tengah umat-Nya, kehadiran yang menyatakan belarasa dan solidaritas-Nya Nya” (Misericordia Vultus).