Strategi Pendidikan Akhlak pada Abad 21 dalam Perspektif Filsafat al-Ghazali
Abstract
Perkembangan peradaban pada abad 21 menuntut manusia untuk berperilaku serba instan. Perilaku itu dapat membawa ke arah kejahatan jika tidak dibentengi dengan pemupukan akhlak yang kuat pada saat mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pendidikan akhlak yang sesuai untuk diajarkan pada lembaga pendidikan, baik formal, in-formal, maupun non-formal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah penelitian pustaka (library research) dengan kitab Ihya ‘Ulumuddin sebagai sumber primernya. Pendidikan akhlak abad 21 yang diterapkan di lembaga pendidikan berbeda dengan abad sebelumnya. Pendidikan akhlak pada abad 21 lebih menekankan pada aspek penguatan jiwa dan akal anak didik. Menurut Imam al-Ghazali, setidaknya ada empat kriteria yang harus kuat dan dimiliki anak didik setelah selesai dari sekolahnya, yaitu kekuatan ilmu (pengalaman akal), dan kekuatan emosi, nafsu, adil (pengalaman jiwa). Menurutnya, sekolah harus membuat budaya-budaya baru dalam rangka memberikan penguatan akal dan jiwa anak didik. Seperti menambahkan berbagai macam ibadah disela-sela waktu pembelajaran anak didik dan memberikan sanksi dan reward kepada anak didik terhadap apa yang dilakukannya. Selain sekolah, orang tua juga berperan dalam pembentukan akhlak anak. Tuntutan berbakti kepada orang tua dapat mempengaruhi kekuatan jiwa anak didik, karena membiasakannya untuk melakukan hal-hal yang cenderung tidak disukai anak didik.