ANALISIS KRITIS TERHADAP WACANA JARINGAN ISLAM LIBERAL (PENDEKATAN CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS)

Abstract

Tidak ada wacana atau gagasan hadir begitu saja tanpa sebab dan lahir di ruangan yang hampa. Teks (wacana) hadir mustahil tanpa kepentingan dan tujuan. Semua ada sebab akibat. Sampai al-Qur’an pun ada sebabnya (asbab al-nuzul). Hadits demikian juga, ada asbab al-wurudnya. Seseorang pun jika berkata pasti ada latar belakang dan tujuannya (kepentingannya). Demikian juga gagasan-gagasan Jaringan Islam Liberal (JIL). Gagasangagasan JIL tidak bebas nilai (ideologi) dan kepentingan. Penelitian ini tidak menggunakan pendekatan normatif (dalil-dalil agama), akan tetapi menggunakan pendekatan analisis wacana kritis, arkeologi dan geneologi. Jika menggunakan pendekatan normatif maka penelitian ini tidak ada bedanya dengan bahtsul masail NU, MUI dan FUII, yang menfatwakan JIL sesat-menyesatkan. Penelitian dengan pendekatan ilmu sosial (analisis wacana, arkeologi, dan geneologi) bisa menganalisis suatu ideologi, kepentingan, relasi kuasa dan hegemoni gagasan-gagasan JIL. Dari penelitian ini, ditemukan kesimpulan pertama, pada gagasangagasan JIL terdapat ideologi yang tak tersurat, tak terbaca, yaitu ideologi liberalisme-kapitalisme, yang bersifat liberal (kebebasan), kanan, dan borjuis. Kedua, pada gagasan-gagasan JIL terdapat kepentingan ideologi liberalisme-kapitalisme. Sedangkan kepentingan ideologi liberalismekapitalisme adalah terwujudnya masyarakat yang maju, modern, liberal, bebas berpendapat, beragama, berpolitik, toleran, terbuka, terciptanya tatanan politik yang demokratis, tidak adanya fanatisme terhadap agama dan aliran, bisa menerima pihak lain, terpisahnya agama dari kehidupan politik, mengikuti gaya hidup modern (materialis-hedonis-pragmatis) dengan membongkar bias-bias gender (wanita boleh berkarir, wanita boleh jadi presiden, wanita boleh jadi imam sholat bagi laki-laki, wanita boleh tampil di publik, jilbab tidak wajib karena dianggap tradisi arab, lokalisasi/regulasi judi, miras, dan prostitusi), dan menerima konsekuensi dari persaingan pasar bebas, serta ekonomi berkembang dengan pesat. Ketiga, relasi kuasa gagasan JIL ada kaitannya dengan ideologi kapitalisme global. Ada kesamaan gagasan JIL dan kapitalisme global. Seperti gagasan demokrasi, sekularisme, liberalisme agama (pluralisme, inklusivisme, dialog agama, modernisasi/ijtihad), pasar bebas dan liberalisme budaya (feminisme, gender, dehijabisasi, regulasi maksiat). Gagasan-gagasan JIL menjadi alat hegemoni dan manipulasi wacana sehingga konsep-konsep demokrasi liberal, sekularisme, pembangunanisme, pasar bebas dan nonintervensionisme bisa diterima dan bisa dilaksanakan di bumi pertiwi. Kata Kunci : Islam liberal, wacana, ideologi, kepentingan, relasi kuasa dan hegemoni.