Kesetaraan Gender dalam Pelestarian Lingkungan Perspektif Al-Qur’an
Abstract
Penelitian ini menjelaskan perspektif Al-Qur’an mengenai pelestarian lingkungan dengan wawasan gender. Salah satu teori yang diusung adalah teori ekofeminisme, yakni teori yang melihat individu secara lebih komprehensif, yaitu sebagai makhluk yang terikat dan berinteraksi dengan lingkungannya Terkait permasalahan lingkungan yang terjadi dewasa ini, ekofeminisme memandang faktor kerusakan lingkungan dari perspektif gender, dan menawarkan sebuah telaah kritis atas akar dari semua krisis lingkungan hidup. Pada akhirnya ekofeminisme mampu menerangkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki andil dan potensi yang sama dalam interaksi sosialnya. Al-Qur’an tidak membedakan potensi laki-laki dan perempuan. Baik laki-laki dan perempuan digambarkan memiliki fungsi dan potensi yang sama dalam mengamalkan apa yang diajarkan di dalam Al-Qur’an termasuk dalam usaha pelestarian lingkungan. Kesetaraan gender bukan hanya menguntungkan kaum perempuan, tetapi juga laki-laki. Bila alam lingkungan rusak, semua manusia baik laki-laki maupun perempuan pada akhirnya akan menderita. Sebaliknya, bila alam-lingkungan lestari dan terjaga manusia akan lebih sejahtera. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, sedangkan metode penafsiran yang digunakan adalah metode tafsir Maudhu’i. Kedua metode tersebut digunakan agar menghasilkan data deskriptif melalui observasi terhadap ayat-ayat Al-Qur’an, serta pendapat ulama dan akademisi yang terkait dengan pembahasan penelitian.