STRATEGI PEMBINAAN UMAT OLEH DHARMADUTA

Abstract

Perkembangan Dharmaduta di Indonesia telah berkembang pesat sejak masa kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Agama Buddha bangkit kembali pada masa pasca kemerdekaan dengan penyebaran Dharma yang dilakukan oleh para Rohaniwan dan pembina yang mengabdikan diri pada Buddha Dharma. Penyiaran agama Buddha dapat diuji dan dibuktikan sendiri, sehingga memungkinkan mereka mencari kebenaran itu sendiri, dilakukan tanpa kekerasan dan cinta damai. Penyiaran agama Buddha melalui dharmaduta harus lebih ditingkatkan melalui banyak hal seperti mengadakan penyuluhan, kelas dhamma dan lain sebagainya. Pada saat ini pengembangan dharmaduta tidak hanya berpusat penyuluhan yang dilaksanakan oleh penyuluh agama yang diangkat dari kementerian agama tetapi terdapat penyuluh honorer yang ditugaskan untuk membantu dalam penyebaran Buddha Dhamma. Pandita juga mempunyai tugas memberikan ceramah dharma bagi pengembangan Buddha Dhamma. Pandita selain memimpin kebaktian dan memberikan ceramah dhamma ada juga yang berperan melakukan pemberkatan kepada umat Buddha yang ingin melangsungkan perkawinan. Dhammaduta memiliki tugas untuk menyebarkan Dhamma kepada umat manusia agar mereka berbahagia. Kecakapan sangat diperlukan dan memegang peranan penting bagi Dharmaduta, sebab ia cepat mengetahui latar belakang para pendengarnya agar uraian yang disampaikan dapat diterima oleh pendengar. Oleh karena itu ia perlu memperhatikan cara-cara dalam membabar dan menerangkan Dharma. Dharmaduta secara khusus bertujuan untuk memperkokoh dan mempertahankan kelangsungan Buddha Dharma, agar para pendengar dapat mengikuti dan melaksanakan Dharma dan Vinaya secara benar, Melindungi Buddha Dharma dari usaha penyelewengan dan pencemaran, sehingga umat mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.