Kepada Allah yang tidak Dikenal: Konsep I Genggona Langi dalam Sorotan Kisah Para Rasul 17:23 dan Implementasinya terhadap Ekologi dan Eduekologi Masyarakat Sangihe
Abstract
Abstract: Community religion, or what is more commonly known as tribal religion, is often accused of being a religion that is no truer than the official religion. Christian congregations are still trapped in the stigma that places tribal religions in a dichotomy that is far apart from Christianity. This is an action that cannot be accounted for academically because in fact Christian values can be found in tribal religious teachings. This study uses a descriptive qualitative research method. For the purposes of text analysis, the hermeneutic method of historical criticism is used. The purpose of this study is to examine and then analyze the Christian theological values contained in the concept of I Genggona Langi in understanding the religion of the Sangihe ethnic group in the spotlight of Acts 17:23.Abstrak: Agama masyarakat atau yang lebih sering dikenal sebagai agama suku seringkali dituding sebagai agama yang tidak lebih benar dari agama resmi. Jemaat Kristen masih terjebak dalam stigma yang menempatkan agama suku dalam dikotomi yang terpisah jauh dengan agama Kristen. Hal ini merupakan aksi yang kurang bisa dipertanggungjawabkan secara akademis sebab nyatanya nilai kristiani justru bisa ditemukan dalam ajaran agama suku. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Untuk keperluan analisis teks, dugunakan metode hermeneutik kritik historis. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengkaji dan kemudian menganalisis nilai-nilai Teologis kristiani yang terkandung dalam konsep I Genggona Langi dalam pemahaman agama suku masyarakat Sangihe dalam sorotan Kisah Para Rasul 17:23