MODERASI DALAM BERAGAMA: MEMBANGUN SOLIDARITAS MELALUI AKHLAK DAN POLITIK

Abstract

Terdapat perbedaan konsep antara agama dan masyarakat. Agama didorong agar memiliki sikap fanatik yang ikuat terhadap ajaran agamanya. Karena setiap agama melahirkan klaim Terhadap agamanya yaitu kebenaran (truth claim) dan kelamatan (salvation claim). Sikap tersebut apabila tidak diimbangi oleh peningkatan wawasan dan interaksi yang intensif bersama orang yang berbeda keyakinan serta aliran pemahaman akan menimbulkan peluang terjadinya konflik sosial. Selanjutnya dalam kepentingan masyarakat, agama harus melahirkan suasana toleransi dan bahkan dalam arti yang lebih ekstrim, sikap terhadap terhadap agama hendaklah melahirkan semangat kebersamaan. Semangat kebersamaan itu apabila tidak diberikan arahan akan menjurus kepada relativitas iman yaitu dengan memandang semua agama sama benarnya padahal pengakuan terhadap kebenaran ajaran agama tergantung kepada keyakinan para penganutnya. Kehidupan masyarakat tidak bisa dilepaskan dari dua interaksi yaitu perilaku dan relasi kekuasaan. Dan hal ini akan terus membawa dampak kepada pola kehidupan sosial. Oleh karena itu, diperlukan langkah kebijakan untuk penguatan moralitas serta relasi kekuasaan apalagi agama telah diakui sejak masa yang l;alu sebagai landasan etik, moral dan spiritual pembangunan bangsa. Dalam rangka penguatan pola moderasi kehidupan beragama diperlukan upaya peningkatan budaya literasi moderasi pada semua lapisan sosial.