PERMASALAHAN DAN HAMBATAN UKM PRODUSEN EKSPORTIR DI JAWA TENGAH

Abstract

Penelitian ini mengidentifikasi berbagai permasalahan dan hambatan yang dihadapi oleh UKM khususnya UKM yang berorientasi ekspor, yaitu UKM produsen direct eksportir dan UKM indirect eksportir. Identifikasi permasalahan dan hambatan yang dihadapi UKM produsen direct eksportir dan UKM indirect eksportir perlu dilakukan agar dapat diperoleh rumusan kebijakan dan strategi yang diperlukan untuk mendukung eksistensi, kontinuitas, dan daya saing UKM berorientasi ekspor di Jawa Tengah.Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 50 UKM yang terdiri dari UKM direct eksportir dan indirect eksportir di sentra-sentra UKM di Jawa Tengah, dianalisis dengan metode statistik deskriptif. Dari penelitian ini diketahui bahwa permasalahan dan hambatan yang dihadapi oleh UKM eksportir adalah: kurs yang tidak stabil, tingkat bunga yang tinggi, biaya siluman, inflasi, kebijakan pemerintah yang berubah-ubah, akses bahan baku yang sulit, ketentuan UMP yang memberatkan, kualitas tenaga kerja yang rendah, pajak, perijinan usaha yang tidak efisien, prosedur ekspor yang tidak efisien, likuiditas, pengurusan hak paten, akses pasar yang terbatas.Penelitian ini mengidentifikasi berbagai permasalahan dan hambatan yang dihadapi oleh UKM khususnya UKM yang berorientasi ekspor, yaitu UKM produsen direct eksportir dan UKM indirect eksportir. Identifikasi permasalahan dan hambatan yang dihadapi UKM produsen direct eksportir dan UKM indirect eksportir perlu dilakukan agar dapat diperoleh rumusan kebijakan dan strategi yang diperlukan untuk mendukung eksistensi, kontinuitas, dan daya saing UKM berorientasi ekspor di Jawa Tengah.Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 50 UKM yang terdiri dari UKM direct eksportir dan indirect eksportir di sentra-sentra UKM di Jawa Tengah, dianalisis dengan metode statistik deskriptif. Dari penelitian ini diketahui bahwa permasalahan dan hambatan yang dihadapi oleh UKM eksportir adalah: kurs yang tidak stabil, tingkat bunga yang tinggi, biaya siluman, inflasi, kebijakan pemerintah yang berubah-ubah, akses bahan baku yang sulit, ketentuan UMP yang memberatkan,