ETIKA MENUNTUT ILMU PERSPEKTIF AL MAWARDI DALAM KITAB ADAB AL-DUNYA WADDIN (AKTUALISASI MENUNTUT ILMU MELALUI PENDIDIKAN PESANTREN)

Abstract

Manusia sosial membutuhkan proses yang disebut wajib belajar, karena siswa atau jaksa dalam proses pendidikan harus memiliki etika agar mampu mempertahankan adat istiadat, budaya dan norma dalam mensosialisasikan pendidikan masyarakat. Tulisan ini bermaksud untuk mendeskripsikan dan mengidentifikasi: 1) aktualisasi etika jaksa dalam memperoleh pengetahuan yang bermanfaat 2) aktualisasi etika jaksa dalam berinteraksi dengan guru. Kitab Adabud Dunya Waddin al Mawardi menjelaskan etika bagi penuntut ilmu, dianjurkan untuk meniru akhlak ulama dengan sikap tawadu' dan menghindari sifat ujub, dijelaskan bahwa tawadu' adalah bagian dari akhlak Allah, dengan tawadu' Allah akan meninggikan status hamba-hamba-Nya. Ujub dijauhkan dari rahmat Allah bersamanya, Allah merendahkan manusia. Orang-orang diperintahkan untuk mengikuti ulama 'ulama' menjauh dari posisi ujub karena keunggulan pengetahuan mereka, para ulama 'membenarkan hal yang benar dan melakukan kewajiban ilmu sehingga mereka mengedepankan tawadu' karena ini lebih penting dalam pendidikan. Ulama Salafi mengatakan adab berada di atas sains. Pesantren siswa diajarkan betapa pentingnya merendahkan diri kepada guru dan menghargai ilmu yang dipelajari agar ilmunya bermanfaat. Kitab Adabud Dunya Waddin menjelaskan etika mencari ilmu, al Mawardi menjelaskan bahwa orang yang belajar dianjurkan untuk lebih rendah dari gurunya karena itu adalah kunci keberhasilan dalam mencari ilmu. Abstract Social humans need a process called compulsory education, because students or prosecutors in the educational process must have ethics in order to be able to maintain customs, cultures and norms in socializing community education. This paper intends to describe and identify: 1) actualization of prosecutor ethics in obtaining useful knowledge 2) actualization of prosecutor ethics in interacting with teachers. The Book of Adabud Dunya Waddin al Mawardi explains ethics for knowledge claimants, it is recommended to emulate the morals of scholars with an attitude of tawadu' and avoid the nature of ujub, it is explained that tawadu' is part of God's morals, with tawadu' Allah will exalt the status of his servants. Ujub is kept away from Allah's mercy with him, Allah humbles man. People are commanded to follow the scholars 'ulama' away from the position of ujub because of the superiority of their knowledge, the scholars 'justify the right things and do the obligations of knowledge so that they put forward tawadu' because this is more important in education. Salafi scholars say adab is above science. Islamic boarding school students are taught how important it is to humble themselves to teachers and appreciate the knowledge learned so that their knowledge is useful. The Book of Adabud Dunya Waddin explains the ethics of seeking knowledge, al Mawardi explains that people who study are encouraged to be inferior to their teachers because it is the key to success in seeking knowledge.