Argumentasi Ibn Taimiyah Terhadap Ahl Al-Adyan wa Al-Firaq

Abstract

Problematika syirik ialah suatu problematika yang tiada habisnya hingga akhir zaman ini. Salah satu cara agar tak terjatuh dalam masalah tersebut ialah dengan memahami Tafsīr Sūrat Al-Ikhlāṣ milik Ibn Taimiyah. Akan tetapi beliau sering menggunakan istiṭrād (digresi) dalam karangan beliau, seperti tafsir ini yang beliau tafsirkan dalam dua ratus halaman. Penelitian ini ditujukan untuk memilah antara konten tafsir dengan digresi beliau dalam Tafsīr Sūrah Al-Ikhlāṣ miliknya serta menganalisis poin argumennya terhadap Ahl Al-Adyān wa Al-Firaq. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tokoh sebagaimana yang disebutkan oleh Abdul Mustaqim. Kesimpulan dari penelitian ini mencakup dua poin. Pertama, kata aḥad pada ayat pertama merupakan keesaan-Nya yang absolut hingga tak ada yang pantas disematkan kata tersebut sebagai sifat kecuali Dia, begitu juga kata Al-Ṣamad pada ayat kedua. Pada ayat ketiga, proses melahirkan ataupun kelahiran segala sesuatu membutuhkan setidaknya dua sumber agar proses tersebut terjadi. Ketiga ayat tersebut yang membuat-Nya tidak memiliki sesuatu yang serupa maupun yang sebanding dengan-Nya dalam setiap aspek apapun itu, seperti yang ada di ayat keempat. Kedua, Ibn Taimiyah meyangkal argumen Yahudi, Nasrani, serta ahli filsafat dengan ayat ketiga dari surat Al-Ikhlāṣ. Adapun ahli kalam, beliau menyangkal mereka karena menggunakan istilah baru dalam agama untuk memahami agama.