Pesan Moral Pendidikan dalam Al-Qur’an (Kajian Profetik Al-Qur’an: Telaah Kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa dalam Surat Al-Kahfi)

Abstract

Diantara metode Al-Qur'an dalam menyampaikan pesan dan naschat adalah melalui kisah. Metode ini sangat menyentuh hati untuk menjadi sarana menumbuhkan dan menguatkan keimanan kepada Allah Swt. Bahkan metode dengan kisah ini mendominasi al-Qur'an karena juga merupakan cara yang paling disenangi orang, mempesona dan paling mengena serta mudah diterima oleh orang lain. Al-Qur'an menyebut banyak kisah, baik bekenaan dengan napak tilas perjuangan para Nabi dan Rasul. Degradasi moral sebagai isu yang berkelanjutan sejak zaman dahulu sampai dengan sekarang menjadi salah satu tugas utama kita semua. Peneliti mengkaji kisah Nabi Musa dan Nabi Khaidir. dengan menggunakan kajian profetik yang digagas oleh Kuntowijoyo, yaitu kajian yang mengacu pada tiga pilar utama: humanisasi (ta 'muruna bil ma'ruf), liberasi (tanhauna anil munkar) dan trasendensi (tu'minuna billah). Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan metode kualitatif desrkriptif dengan sumber data dalam surah Maryam. Salah satu kisah penting dalam al-Qur'an yang membahas tentang pendidikan profetik adalah kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa yang terdapat dalam Surah al-Kahfi. Dalam kisah tersebut, Nabi Musa mencari Khidir untuk belajar tentang kebijaksanaan dan keadilan, namun serangkaian peristiwa yang dihadapi oleh Nabi Musa mengajarkan bahwa kebijaksanaan dan keadilan memiliki dimensi yang lebih dalam. Dalam konteks pendidikan, pesan moral pendidikan profetik dalam al-Qur'an menegaskan bahwa pendidikan harus memperhatikan aspek moral dan spiritual, dan mengajarkan murid untuk memiliki karakter yang baik dan etis.