Relevansi Kisah Nabi Musa dan Fir’aun menurut Al-Qur’an dengan Islamofobia
Abstract
Dengan era globalisasi saat ini, pengaruh Islam bisa tersebar dengan mudah dan cepat. Ekses negatifnya adalah banyak orang yang belum memahami Islam tapi dengan cepat juga merasa fobia terhadap Islam dan ajarannya, atau yang disebut juga dengan Islamofobia. Kebencian terhadap Islam sendiri bukan barang baru dari era globalisasi, tapi sudah ada sejak dulu. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkontekstualisasikan kisah Nabi Musa dan Fir’aun dengan tema Islamofobia, serta menjelaskan strategi yang Musa ambil dalam melawan Islamofobia Fir’aun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kisah Nabi Musa melawan Fir’aun apabila dikontekstualisasikan dengan fenomena Islamofobia sangat relevan. Tuduhan-tuduhan Fir’aun yang menunjukkan kebenciannya terhadap Musa dan pengikutnya adalah; penyihir, ingin merusak, ingin berkuasa, bahkan ingin mengusir orang Mesir; padahal Musa hanya ingin membebaskan Bani Israil untuk beribadah. Begitu juga Fir’aun memberikan ancaman penjara, melakukan genosida, pembantaian, perusakan reputasi Musa, juga ancaman pembunuhan terhadap Musa. Dalam menghadapi Islamofobia Fir’aun, Nabi Musa menerapkan tiga strategi kunci, yaitu: mencoba berdialog dengan Fir’aun secara positif dan konstruktif, menguatkan komunitasnya agar tidak terpengaruh oleh Islamofobia Fir’aun, membentuk komunitas yang mandiri dan bebas dari pengaruh kekuasaan Fir’aun. Strategi-strategi ini menjadi landasan penting untuk merespons tantangan Islamofobia dengan bijak dan efektif.