Makna Simbolik Tumpeng Dalam Selamatan dan Nilai-Nilai Ajaran Buddha Pada Masyarakat Umat Buddha di Kulon Progo
Abstract
Masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa sampai saat ini masih memegang dan nguri-uri budaya leluhur. Salah satu budaya leluhur yang masih dilestarikan adalah penggunaan tumpeng dalam setiap selamatan yang dilakukan oleh masyarakat khususnya umat Buddha di Kabupaten Kulon Progo. Budaya jawa dan ajaran agama Buddha memiliki merupakan budaya yang berbeda tetapi dalam praktik dalam masyarakat budaya dan agama Buddha dapat berjalan secara berdampingan. Perbedaan dari dua budaya tersebut saling berakulturasi satu dengan lainnya perbedaan budaya dan ajaran agama Buddha. Hal tersebut menjadi dasar dalam penelitian mengapa budaya penggunaan tumpeng dalam selamatan masih dilakukan oleh masyarakat jawa khususnya umat Buddha di Kabupaten Kulon Progo khu, Bagaimana proses selamatan dengan menggunakan tumpeng, serta nilai-nilai tumpeng dalam ajaran agama Buddha dalam masyarakat umat Buddha di Kabupaten Kulon Progo. Tujuan penelitian adalah menguraikan makna simbolik yang terkadung dalam tumpeng sehingga masih lestari, menguraikan proses pelaksanaan selamatan dengan menggunakan tumpeng, serta menjelaskan nilai-nilai tumpeng dalam ajaran Agama Buddha. Agar tujuan penelitian dapat dicapai peneliti menggunakan metode penelitian lapangan. Peneliti melakukan pengambilan data dengan tiga tahap yaitu melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara sebagai data yang akan diolah dan dianalisis dan menjadi simpulan dalam peneitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah Budaya tumpeng sebagai simbul metu dalan sing lempeng artinya ini petunjuk bagi masyarakat yang melakukan, selain itu proses selamatan tumpengan dilakukan dengan mengkolaborasikan dengan menggunakan tradisi jawa dengan menggunakans sesepuh lingkungan masyarakat dan dengan tradisi pembacaan paritta manggala sera nilai ajaran buddha yang terkandung dalam selamatan tumpeng adalah penghormatan pada luluhur, dengan berfikir, berucap dan bertindak baik.