Pengaruh Politik Kolonial Belanda terhadap Peristiwa Pemberontakan Raden Rangga dalam Babad Pakualaman

Abstract

Naskah babad Pakualam merupakan wujud salah satu karya sastra Jawa yang mengandung nilai-nilai sejarah yang dimuat dalam naskah. Karya sastra ini tidak terlepas dari latar belakang penulis dalam menceritakan karya sastranya. Tidak dapat dipungkuri dalam naskah babad Pakualaman sebagian besar menceritakan bagaimana sejarah raja-raja di Keraton Solo dan Keraton Yogya pada saat itu. Karena kolonialisme saat itu terjadi banyak sekali ditemukan pergolakan dan juga kemarahan terhadap pihak kompeni yang sangat semena-mena dan terlalu ikut campur kedalam pemerintahan keraton. Hal ini yang membuat salah satu anggota kerajaan yaitu Raden Rongga melakukan pemberontakan terhadap kompeni sebagai bentuk patriotisme dalam memerangi pihak kompeni dan rela berkorban demi kemakmuran dan kejayaan kerajaan agar bisa mengusir pihak kompeni agar supaya tidak turut andil dalam pemerintahan. Akan tetapi karena Raden Rongga melawan pemerintahan keraton Yogya maka dianggap sebagai tindakan pemberontakan. Hal ini karena Raden Rangga tidak mengindahkan isi surat yang berisikan agar datang untuk meminta maaf kepada Tuan Besar dan mempertanggung jawabkan apa yang telah menjadi kesalahannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebuah karya sastra mampu memberikan catatan sejarah pada era kolonialisme di Keraton Yogya yang bersifat setengah historis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan metode psikoanalisis dalam menganalisis data.