The Values of the Qur'an in the Tradition of Beghanyut Selawat in the Sea Selawat Association of Indonesia, Bengkalis Regency, Riau

Abstract

This article discusses the community's reception of the tradition of "Selawat Benghanyut" in the Sea Sholawat Association of Indonesia in Bengkalis Regency, Riau. The tradition of "selawat" is carried out by the people of Bengkalis with the aim of preserving the village. The people of Bengkalis refer to it as "belo kampung," but now this tradition is known as "Selawat Beghanyut." Selawat Beghanyut is an activity of reciting prayers performed on boats. It is named Selawat Beghanyut because it involves floating with boats moving along the river or sea currents. This tradition is interesting to study in-depth because it contains the values of the Qur'an conceptually known as the study of the living Qur'an. This field research employs a descriptive qualitative method with a phenomenological approach. Data for the research were obtained through observation, interviews, and documentation. The research results indicate that the tradition of Selawat Beghanyut is a cultural behavior resulting from the Islamic community's reception of the Qur'an, particularly Surah Al-Ahzab verse 56. This verse contains the command to send blessings upon Prophet Muhammad, and this command is implemented by the community in the form of Selawat Beghanyut. In addition, the tradition of Selawat Beghanyut also encompasses religious values and social values. The religious values include the constant reminder to worship Allah, believe in the Prophet, and adhere to the Qur'an. The social values in this tradition involve fostering brotherhood and creating a platform for social interaction among all members of the community. Abstrak: Artikel ini membahas tentang resepsi masyarakat pada tradisi selawat benghanyut pada perkumpulan shalawat laut Indonesia di Kabupaten Bengkalis, Riau. Tradisi selawat dilakukan oleh masyarakat Bengkalis bertujuan untuk memelihara kampung. Masyarakat Bengkalis menyebutnya dengan istilah belo kampung, namun sekarang tradisi ini dikenal dengan “Selawat Beghanyut”. Selawat Beghanyut adalah suatu kegiatan berselawat yang dilakukan di atas perahu. Dinamakan dengan Selawat Beghanyut karena diambil dari istilah berhanyut dengan perahu yang bergerak mengikuti arus sungai atau laut. Tradisi ini menarik untuk dikaji lebih mendalam karena memuat nilai-nilai Al-Qur’an atau secara koseptual dikenal dengan kajian living Qur’an. Penelitian dengan jenis field research ini menggunakan metode deskriptif  kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Selawat  Beghanyut merupakan hasil perilaku kultural dari resepsi umat Islam terhadap Al-Qur’an, khususnya surat Al-Ahzab ayat 56. Ayat tersebut berisi tentang perintah ber-shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, perintah tersebut diimplementasikan oleh masyarakat dengan bentuk Selawat Beghanyut. Selain itu, tradisi Sholawat Beghanyut juga memuat nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai sosial. Nilai keagamaan  yaitu senantiasa mengingatkan untuk selalu beribadah kepada Allah, beriman kepada Nabi, serta agar selalu berpegang kepada Al-Qur’an. Adapun nilai-nilai sosial dalam tradisi ini yaitu memuat nilai persaudaraan serta ajang silahturrahmi seluruh anggota masyarakat.