PEMBAHARUAN NALAR POLITIK

Abstract

Bias politik terus bergema di wilayah jiwa, sehingga bentuk politiknya menyentuh batas pada tataran nilai-nilai agama. Akankah politik yang muncul terus menunggangi agama demi dunia maya? Ataukah agama benar-benar akan menjadi agama yang mampu menerangi dunia politik, sehingga mampu memberikan rambu-rambu negara untuk memberikan kemaslahatan bagi umatnya. Sebagai cendekiawan muslim, sudah seharusnya menjadi tokoh agama yang mampu memberikan pilihan terhadap fenomena yang berkembang. Selain itu, ia juga harus bisa menerima perbedaan yang ada dan meminimalisir karakter ekstremis yang tidak menyentuh titik humanis, sehingga agama yang sering didengungkan sebagai rahmat di alam semesta bisa dirasakan. Artinya, wajah mampu melindungi segala bentuk fenomena yang terus bergema. Karena agama turun sebagai entitas utama dalam segala bidang permasalahan, baik dalam keluarga, masyarakat bahkan bangsa dan negara.