Implementasi Kurikulum Pondok Pesantren di MTS Sa’adatuddaraein Suhada Kecamatan Enok Kabupaten Indragiri Hilir
Abstract
Kurikulum pondok pesantren memiliki perbedaan dengan sekolah umum, dan bahkan terdapat perbedaan antara satu pondok pesantren dengan pesantren lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi kurikulum pondok pesantren dan untuk mengetahui apa faktor penghambat dan faktor pendukung dalam implementasi kurikulum pondok pesantren. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriftif, Informan kunci dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, sedangkan guru dan siswa dijadikan sebagai informan tambahan. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa: pertama, pola I: materi agama yang diajarkan berasal dari kitab-kitab klasik (kitab kuning) dan metode pembelajarannya menggunakan wetonan dan sorogan. pola II: pendekatan pembelajaran dilaksanakan secara klasikal dan non-klasikal. pola III: kurikulum telah ditambahi dengan mata pelajaran umum dan aneka kegiatan ketrampilan, kesenian, organisasi. pola IV: menitik beratkan pembelajaran ketrampilan disamping agama. pola V: pengajaran kitab klasik menjadi bagian penting dari pembelajaran di MTs Saadatudarein. a) Pesantren mengadopsi model madrasah. b) Kurikulum pesantren di bagi menjadi dua bagian, yaitu kurikulum pesantren dan kurikulum pemerintah dengan modifikasi materi agama. c) Ada juga pesantren menyelenggarakan sekolah umum dengan kurikulum yang mengikuti kementerian pendidikan dan kebudayaan. d) ada pesantren yang menyusun kurikulum pendidikan agama mereka sendiri. Kedua: faktor pedukungnya adalah dukungan dari pihak masyarakat, terpenuhinya kebutuhan pangan santri, kualitas guru dan staf memadai, komitmen kuat dari pengelola, partisipasi aktif santri. Sedangkan faktor penghambatnya adalah, kurangnya dukungan dari Orang Tua/Wali Murid, perubahan regulasi pendidikan, tantangan teknis, teknis ini dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan kurikulum. Perbedaan pandangan dan opini, resistensi terhadap perubahan, kurangnya pelatihan dan pembekalan, tantangan pengukuran dan evaluasi