PEMIKIRAN K.H. A. WAHID HASYIM TENTANG EPISTEMOLOGI KOMPONEN PENDIDIKAN, DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN

Abstract

Penelitian ini memiliki rumusan masalah yaitu; 1). Bagaimana secara sosial sejarah K.H.wahid Hasyim? 2). Bagaimana pendapat K.H. Wahid Hasyim tentang epistemologi komponen pendidikan ?. 3). Bagaimana pemikiran dan implikasinya K.H. Wahid Hasyim dalam dunia pendidikan saat ini? Penelitian ini memiliki tujuan yaitu; 1). Menjelaskan sosio-historis K.H. Wahid Hasyim. 2). Untuk menjelaskan tentang pemikiran K.H Wahid Hasyim tentang Epistemologi Komponen Pendidikan. 3). Menjelaskan tentang pemikiran K.H.Wahid Hasyim dan implikasinya dalam dunia pendidikan sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk mewujudkan pendidikan yang sesuai dengan konsep pendidikan Islam yaitu meningkatkan ketaqwaan, dan bertujuan untuk menciptakan akhlak mulia, serta hasil pendidikan untuk mewujudkan manusia yang mampu menjawab tantangan perubahan jaman, untuk menjawabnya dengan cara tersebut. membaca sejarah biografinya dan pemikirannya tentang pendidikan Islam, sebagai objek penelitian. Kesimpulan penelitian yaitu; 1). K.H. wahid Hasyim, lahir, dididik, dibimbing dan dibesarkan di lingkungan pesantren, oleh ayahnya K.H. Hasyim Ash'ari, dengan landasan utama belajar mengaji dan kitab klasik lainnya; Fatkhul Qorib, Minhajul Qowim, dan dibesarkan langsung oleh ayahnya. Dan seperti petualangan belajar di berbagai pesantren lainnya, usia 12 tahun ini telah menamatkan pendidikan di Madrasah Tasfiyah, di usia 15 tahun mulai mengenal ilmu-ilmu umum lainnya. 2). Gerakan pemikiran tentang pendidikan antara lain; Sebuah). Mahasiswa adalah orang-orang berkulit putih bersih yang harus diisi dengan berbagai ilmu keilmuan untuk menjawab potensi dasar yang ada. b). Tujuan pendidikannya adalah untuk meningkatkan pengabdian dan akhlak mulia, serta berbagai ilmu agar mampu menjawab tantangan zaman, dan permasalahan masyarakat, demi kebaikan duniawi dan ukhrawi. c). Metode pembelajaran bandongan dianggap mendidik siswa pasif, kemudian diganti dengan metode yang membangkitkan respon aktif siswa, dan tidak menganut hanya satu metode, d). Pandidik, adalah pribadi yang benar-benar rajin dan fokus serta perhatian secara totalitas, dan santri diakui oleh anaknya sendiri, bukan anak orang lain. e). Tentang kurikulum, menurutnya meliputi ilmu agama sebagai wujud taqwa dan kepribadian, ilmu sebagai bekal kecakapan hidup. 4). Pemikiran K.H.Wahid Hasyim relevan dengan dinamika pendidikan, sehingga sangat tepat diterapkan di pesantren, madrasah dan perguruan tinggi.