MENGIMPLEMENTASIKAN TOTAL QUALITI MANAGEMENT DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Abstract

Konsep Total Quality Management (TQM) yang dicetuskan oleh Deming, Juran dan Crosby pada awalnya bertujuan untuk mengatasi beberapa permasalahan di bidang bisnis dan industri, khususnya dalam meningkatkan kualitas kualitas. Konsep tersebut telah diterapkan dengan sangat sukses oleh dunia bisnis dan industri di Jepang, dan negara-negara lain di dunia. Dan kemudian TQM mulai diadopsi di dunia pendidikan sekitar tahun 1980. Penerapan TQM di dunia pendidikan sudah banyak dilakukan di Indonesia saat ini, dan para ahli banyak membahasnya dalam buku-bukunya. Namun sebagian besar hanya untuk pendidikan secara umum, dalam artian masih sangat sedikit bahkan belum ada yang membahas penerapan TQM dalam pendidikan agama Islam secara khusus. Mengingat pendidikan agama saat ini menjadi prioritas dalam rangka menanamkan nilai-nilai moral pada generasi bangsa di Indonesia. Sehingga sangat perlu dicari cara bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan agama khususnya Islam. TQM merupakan sistem manajemen yang melibatkan seluruh komponen organisasi yang dilakukan secara terus menerus untuk menghasilkan produk / jasa yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan berorientasi pada kepuasan pelanggan. Berdasarkan beberapa definisi TQM di atas, setidaknya terdapat empat konsep dalam TQM, yaitu: Kualitas / Kualitas, kepuasan pelanggan, perbaikan berkelanjutan, melibatkan seluruh komponen organisasi. Langkah-langkah penerapan TQM dalam Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut: a). Kepemimpinan dan komitmen terhadap kualitas harus datang dari atas. b). Menyenangkan pelanggan adalah tujuan TQM. c). Tunjuk fasilitator yang berkualitas. d) Membentuk kelompok kendali mutu. e) Menunjuk seorang koordinator kualitas. f). Adakan seminar manajemen senior untuk mengevaluasi program. g). Menganalisis dan mendiagnosis situasinya. h). Gunakan contoh yang telah dikembangkan di tempat lain. saya). Pekerjakan konsultan eksternal. j). Memulai pelatihan berkualitas untuk staf. k). Komunikasikan pesan kualitas. l). Mengukur biaya kualitas. m). Menerapkan alat dan teknik berkualitas melalui pengembangan kelompok kerja yang efektif. n). Evaluasi program secara berkala.