GERAKAN INDONESIA TANPA PACARAN (ITP): DARI RESEPSI AL-QUR’AN DAN HADIS HINGGA KONSTRUKSI SOSIAL
Abstract
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gerakan Indonesia Tanpa Pacaran dalam perspektif resepsi al-Qur’an hadits dan Konstruksi Sosial Berger dan Luckman. Secara lebih rinci, penelitian ini menjawab tiga pertanyaan, yaitu bagaimana konsep Gerakan ITP, bagaimana resepsi al-Qur’an dan Hadis pendiri Gerakan ITP, dan bagaiman kontruksi pengetahuan atas gerakan tersebut. Sebagai sebuah gerakan, ITP memiliki lima elemen penting, elemen tersebut adalah people dan participant, goals dan agendas, serta targets. Sedangkan dalam kacamata konstruksi sosial, suatu realitas sosial mengalami tiga momen eksternalisasi-objektivasi-internalisasi yang berjalan secara simultan. Ayat larangan berzina dan hadis mengenai larangan berdua-duaan dengan yang bukan mahram diresepsi oleh La Ode sebagai larangan pacaran. Dialektika antara teks dan realita sekitar(di mana La Ode memiliki pandangan bahwa pacaran menimbulkan kerusakan yang besar bagi generasi muslim) menyebabkan terbentuknya gerakan Indonesia Tanpa Pacaran. Gagasan ini dieksternalisasi kepada masyarakat pada tanggal 7 September 2015. Setelah gerakan ITP mewujud dalam realitas masyarakat, lambat laun gerakan tersebut mendapat legitimasi. Akun-akun media sosialnya diikuti oleh jutaan masyarakat. Proses inilah yang disebut sebagai objektivasi. Selanjutnya, opini yang ditanamkan, baik melalui kampanye akbar maupun postingan di media sosial secara rutin dan berkala mengenai bahaya pacaran, diinternalisasi oleh para member dan simpatisannya. Internalisasi ini kemudian membentuk perilaku anti pacaran pada masyarakat.