Ketahanan 50 galur harapan padi terhadap penyakit tungro
Abstract
Green leafhoppers is the main vector for tungro disease infection. Tungro is a rice disease which is characterized with stunted plants, yellow orange leaves, and a reduced number of tillers. The research aimed to determine the resistance of 50 rice lines to tungro disease. This research was conducted in Augmented Design with 5 blocks. The observation was held on 50 expected tungro resistant rice lines, with 2 check varieties, Inpari 36 and Ciherang. Experiment in field were included observation on number of imago and nymph green leafhoppers for each line test during 2, 4, 6 and 8 weeks after planting, and the incidence of tungro infection. Leaf which indicated tungro infection was isolated for its DNA and PCR analysis at the virology laboratory of the tungro disease research station. The results showed that the number of green leafhopper (imago and nymph) for the 43 test lines were less than the check varieties of 5% LSI test. The incidence of tungro was very low in the field. The results of the PCR test showed that the rice line infected by tungro virus was only rice line number 7. Thus, there are 43 promizing lines that can be recommended for future research to obtain tungro resistant varieties. ABSTRAK Wereng hijau merupakan vektor utama penyebaran penyakit tungro. Tungro merupakan penyakit padi dengan ciri utama tanaman kerdil, daun berwarna kuning oranye, dan jumlah anakan berkurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketahanan 50 galur padi terhadap penyakit tungro. Penelitian ini menggunakan rancangan augmented yang terbagi dalam 5 blok. Pengamatan dilakukan terhadap 50 galur padi harapan tahan tungro, dengan 2 varietas cek, yaitu Inpari 36 dan Ciherang. Penelitian di lapangan meliputi pengamatan terhadap jumlah imago dan nimfa wereng hijau pada masing-masing galur uji selama 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam, serta insidensi serangan tungro. Sampel daun tanaman yang terindikasi terserang tungro diuji untuk mengkonfirmasi keberadaan virus tungro secara molekuler dengan isolasi DNA (PCR) dan RNA (RT/PCR) di laboratorium virologi Loka Penelitian Penyakit Tungro. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 43 galur uji yang signifikan lebih sedikit jumlah wereng hijau (nimfa dan imago) dibanding varietas cek pada uji LSI 5%. Insidensi tungro sangat rendah di lapangan. Hasil uji PCR menunjukkan bahwa galur uji yang terinfeksi virus tungro RTSV hanya galur nomor 7. Dengan demikian, terdapat 43 galur yang direkomendasikan pada penelitian berikutnya untuk memperoleh varietas tahan tungro.