Ayat Mutasyabihat Tentang Keberadaan Allah Perspektif Para Ulama

Abstract

Dalam Islam rukun iman pertama ialah iman kepada Allah SWT, Bila seorang selaku muslim tidak meyakini adanya Allah SWT, sungguh orang tersebut berada didalam kesesatan yang nyata. Di antara ayat-ayat  mutasyabihat  adalah  ayat  yang  berbicara  tentang  zat  Allah SWT, seperti ayat tentang tangan, mata, wajah, istawa', dan sebagainya. Dalam jurnal ini ditulis Secara spesifik, mencoba  untuk  memaparkan  dan  mengulas  Ayat Mutasyabihat Tentang Keberadaan Allah Prespektif Para Ulama, pada kitab tafsir yang digunakan  oleh  para  mufasir  dalam  memahami  ayat-ayat  Istiwa’, guna mempelajari ayat terkait keberadaan Allah SWT yaitu tinjauan ulang QS Thaha ayat 5, tentang ayat mutasyabihat yang ada di dalam Al-Qur’ an yang mengatakan jika Allah SWT itu bersemayam di atas Arsy. Peneliti merujuk kepada komentar yang ditulis oleh sebagian para ulama. Dalam hal ini komentar ulama-ulama yakni mengembalikan arti tersebut kepada Allah SWT. dan mayoritas mufasir tidak memahami istawa’ secara literal. Mereka tidak meyakini bahwa maksud istiwa’ adalah Allah duduk atau menetap di ‘Arsy. Mereka memalingkan makna istawa’ dari makna literalnya kepada makna lain yang sesuai dengan sifat-sifat keagungan yang dimiliki- Nya. Jurnal ini merupakan library research, yakni riset kepustakaan. Data-datanya didapat yang bersumber pada buku-buku serta jurnal yang berkaitan dengan permasalahan ini, paling utama kitab tafsir sebagian ulama, yaitu: tafsir Al-Qur’an al- Adzim karya Imam Ibnu Katsir, tafsir al- Munir karya Wahbah Al- Zuhaili. Jurnal ini memakai metode pengelolaan serta seterusnya mengumpulkan informasi dan membuat kesimpulan.