DIALEKTIKA‘ULŪM AL-QUR’ĀN DI MASA ABBASIYAH: STUDI PEMIKIRAN ABŪ ‘UBAID AL-QĀSIM IBN SALLĀM
Abstract
Abstract AbÅ« ‘Ubaid al- Qasim ibn Sallam  was one of the early era scholars of ‘ulÅ«m al-Qur’Än who lived in the 3rd Century of the Hijra. He live in the era Bani Abbasids reign who had the ideology of Mu’tazilah. Although Abbasid goverment carried out the mihnah, but AbÅ« ‘Ubaid, who was an ahl al-sunnah wa al-jama’ah cleric could survive the incient. This article discusses the dialectic of AbÅ« ‘Ubaid’s thought of  ulum al-Qur’an with the social and political situation that occured at that time. In his book Faá¸Äil al-Qur’Än, AbÅ« ‘Ubaid acknowledged that the Qur’an is kalÄm Allah  and narrated the hadith and aṡar which told about syafÄ’at al-Qur’anfor its reader. Of course this is cotrary to Mu’tazilah ideology, as the official mazhab of the state. Nevertheless AbÅ« ‘Ubaid did not blame the goverment’s ideology that stated the Qur’an was a creature (khalq al-Qur’Än).Keyword: AbÅ« ‘Ubaid ‘ulÅ«m al-Qur’Än, AbbasidAbstrakAbÅ« ‘Ubaid al-Qasim ibn Sallam adalah salah satu ulama ‘ulÅ«m al-Qur’Än generasi awal yang hidup pada abad ke 3 H. Ia hidup pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah yang berideologi Mu’tazilah. Meskipun pemerintah Abbasiyah saat itu melakukan mihnah, namun AbÅ« ‘Ubaid yang merupakan ulama ahl al-sunnah wa al-jama’ah yang selamat dari peristiwa tersebut. Artikel ini membahas pemikiran ‘ulum al-Qur’an AbÅ« ‘Ubaid pada situasi sosial dan politik yang terjadi saat itu. Dalam kitabnya Faá¸Äil al-Qur’Än AbÅ« ‘Ubaid mengakui bahwa al-Qur’an adalah kalÄm Allah dan meriwayatkan hadits serta aṡar yang menceritakan tentang syafÄ’at al-Qur’an bagi pembacanya. Tentu saja hal ini berseberangan dengan madzhab Mu’tazilah, sebagai madzhab resmi negara. Walaupun demikian AbÅ« ‘Ubaid tidak menyalahkan ideologi pemerintah yang menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk (khalq al-Qur’Än).