Pacuan Kuda Dalam Perspektif Ekonomi Sebagai Tradisi dan Budaya Lokal Masyarakat Bima
Abstract
Kalaki-Panda Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima merupakan tempat keramat, mistik dan ajang adu nyali sekaligus adu gensi bagi pemilik dan pencinta kuda pacu, mengetahui dampak budaya dari tradisi pacuan kuda dalam meningkatkan ekonomi dan hubungan sosial masyarakat Bima. Sejarah mencatat munculnya budaya pacuan kuda di Kabupaten Bima (Dana Mbojo) bermula pada saat zaman kolonial Belanda, sampai saat ini masih dipertahankan oleh masyarakat Kabupaten Bima Kabupaten Dompu dan Bima Kota.Perbedaan Pacuan Kuda dan Pacoa Jara pada zaman kolonial Belanda dengan sekarang terletak pada peraturan permainan, pada saat itu peraturan tidak terlalu diperhatikan dan hampir tidak ada, bagi siapa yang mempunyai kuda yang besar dan siap untuk diadu kecepatannya itulah yang tampil, dan arenanya pun di tanah lapang yang tidak dibuatkan arena khusus, sedangkan sekarang peraturan yang cukup ketat sesuai dengan standar operasioanal procedure (SOP) dari Komisi Perlindungan anak Indonesia ( KPAI ) dan Pordsai, mulai dari atribut yang digunakan oleh kuda-kuda pacu dan para joki sudah memperhatikan keselamatan, terutama untuk para juki cilik berdasarkan standar kelas kuda yang telah diatur secara ketat, aturan kelas berdasarkan umur dan ukuran kuda, usia joki dan kuda pacu telah di atur sedemikian rupa. Sehingga dengan aharapan insiden terhadap juki cilik terminimalkan. Dampak Tradisi pacuan kuda dalam mempererat hubungan sosial masyarakat di Kalaki Desa Panda Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima yaitu sebagai ajang silaturahmi, persaudaraan, mengandung makna filosofi yang tinggi bagi derajat kedudukan sosial seseorang di tengah masyarakat Bima, simbol keberanian, kehormatan dan kewibawaan, serta upaya untuk melestarikan budaya Pacuan Kuda (pacoa jara), sebagai salah satu budaya leluhur Dana Mbojo dan juga mengembangkan pariwisata sebagai event pariwisata unggulan, ekonomi bisnis dan peternakan, hiburan dan pesta rakyat di daeraah Bima teap terlestarikan.